27 Januari 2009

MEDIA DAN PALESTINA

Politik Israel dan negara sekutunya yang terus menekan Palestina dengan menggunakan segala cara adalah sebuah realita yang kasat mata. Siapapun bisa membacanya dengan mudah. Tidak perlu menjadi orang terpelajar untuk dapat melakukan hal itu. Yang di butuhkan hanya kemauan membaca dan menyimak berita-berita secara teratur dari media cetak dan elektronik yang banyak tersedia di sekitar kita.

Meskipun harus diakui, sampai saat ini tidak ada satu mediapun baik cetak atau elektronik yang benar-benar obyektif dan netral. Sebagaimana kita ketahui tidak ada satu pun media yang menganut prinsip "bebas nilai". Semua media mempunyai keberpihakan terhadap sesuatu, baik besar atau pun kecil. Terlebih media barat yang jelas-jelas pro Israel atau bahkan menjadi kepanjangan tangan Israel untuk menghegemoni opini dunia. Yang harus kita lakukan adalah berhati-hati dalam mencerna setiap informasi yang di berikan. Jangan sampai kita memakan mentah-mentah setiap informasi yang ada karena informasi itu bukan informasi yang autentik tetapi informasi yang sudah di edit. Kita perlu membandingkan berita mengenai hal yang sama antara media yang satu dengan media yang lain untuk mendapatkan gambaran secara lebih obyektif.

Dalam pembentukan opini terdapat korelasi yang signifikan antara politik dan informasi atau politik dan media. Politik selalu membutuhkan alat propaganda untuk dapat mencapai tujuannya. Alat propaganda yang paling efektif adalah media, baik cetak ataupun elektronik. Karena kemudahanya diakses oleh publik secara luas. Untuk itulah media selalu menjadi pilihan dan alat utama propaganda.

Kembali kepada masalah Palestina, melalui media yang pro dan dikuasainya Israel getol melancarkan propaganda politiknya kepada dunia. Propaganda yang bisa mempengaruhi opini dunia dalam memandang konflik Israel-Palestina. Dengan kekuatan media itu Israel dapat mengendalikan Informasi yang di terima masyarakat dunia. Mana informasi yang boleh atau tidak boleh beredar semua berdasarkan pesanan kepentingan Israel. Sehingga sangat wajarlah apabila informasi yang merugikan Israel dapat dikatakan jarang terekspose keluar, sebalik informasi yang menyudutkan pejuang Palestina begitu marak ditampilkan. Bahkan mendominasi dan menjadi headline di setiap media mereka.

Ketidak adilan informasi inilah yang menyebabkan banyak masyarakat dunia termakan hasutan Israel sehingga memandang akar konflik Israel-Palestina adalah perlawanan rakyat Palestina kepada Israel yang membabi-buta. Atau dalam bahasa lain "Israel is the Good Boy and Palestine is the Bad Guy". Dengan opini yang demikian maka setiap gerakan Israel dalam meredam perlawanan rakyat Palestina adalah benar demi menciptakan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah. Padahal kalau kita telusuri secara cermat sebenarnya yang menjadi akar permasalahan adalah penjajahan Israel atas tanah Palestina. Selama penjajahan itu terus berlangsung maka konfik itu akan terus ada. Karena perlawanan rakyat Palestina tidak akan berhenti sampai penjajahan Israel terusir dari bumi Palestina.

Kita bersyukur, dengan adanya agresi Israel ke Gaza selama lebih dari tiga minggu kemarin telah membuka kedok Israel di mata dunia, bahwa Israellah yang menjadi biang konflik di Timur Tengah terutama di Palestina. Dan kini Israel telah menjadi musuh kemanusiaan di seluruh dunia karena kekejianya itu.

(COLGIS-UUM-KEDAH-MALAYSIA)

1 komentar: