21 Januari 2009

SAMPAI MAGRIB PUN

Pengalaman di Kolej Bukit Kachi, tempat saya dan teman-teman rombongan student exchange di tempatkan ato ngekost banyak yang mengesankan. Juga sangat mencengangkan. Betapa tidak! Kolej Bukit Kachi yang terletak disebelah timur Universitas Utara Malaysia (UUM) adalah sebuah kolej yang luas dan letaknya paling jauh diantara kolej yang lain di UUM. Berada disebuah bukit yang sekelilingnya adalah hutan. Maklum dulu sebelum ada proyek pembangunan UUM, Sintok (kawasan dimana UUM dibangun) adalah sebuah kawasan hutan lebat yang di kenal dengan nama Bukit Kayu Hitam. Disebut Bukit Kayu Hitam karena dulunya di pakai markas oleh pemberontak komunis sebelum perang dunia kedua.

Karena merupakan kolej yang paling jauh dari UUM, maka untuk menempuh UUM-Kolej Bukit Kachi hampir semua mahasiswa mempergunakan jasa bus. Bus yang melayani jalur Kolej Bukit Kachi-UUM bisa diakses dari jam 7 pagi sampai petang. Sekali jalan iurannya 40 sen. Jadi setiap hari kami mengeluarkan 80 sen. Tetapi iuran bis ini tidak dibayar secara langsung menggunakan uang tunai seperti yang ada di Solo. Pembayaran menggunakan kartu elektronik yang di sebut "matrix card". Matrix card ini dapat di top up seperti pulsa kalau sudah habis saldonya.

Pagi tadi adalah pengalaman kami pertama naik bis. Ada yang lucu dari pengalaman ini. Kami stand by di tempat yang kami kira adalah halte. Tetapi ternyata bukan. Bis tidak berhenti sewaktu lewat di depan kami. Untung ada orang lokal yang bekerja di kolej ini. Kami berbincang sambil menunggu bis, meskipun bahasanya banyak yang tidak kami pahami. Tetapi cukuplah untuk meminta beberapa informasi. Termasuk apakah tempat kami menunggu bis sekarang adalah halte. Mereka jawab bis tidak berhenti di tempat ini karena tempat ini bukan halte. Bukan Bus Stop dalam istilah mereka. Kalau mau naik bis kami harus ke DPP. DPP?

Kami lantas bergegas menuju DPP (Dewan Penginapan Pelajar), kira-kira 300 meter dari tempat sekarang kami menunggu bis. Sampai disana ternyata sudah banyak mahasiswa yang ngantri hendak masuk kedalam bis yang berjejer di halaman DPP. Buset antriannya cukup panjang, tertib lagi tidak seperti di tempat kita.

Dapat dibayangkan jika kami tidak bertanya mungkin sampai magrib kami belum sampai kekampus dan menunggu sampai bosan di tempat itu. Karena sampai kapanpun tidak akan ada satu bispun yang akan berhenti di tempat itu. Syukurlah!

(COLGIS-UUM-KEDAH-MALAYSIA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar