02 Februari 2009

MENAPAKI ANAK TANGGA SELANJUTNYA

Anak muda itu masih merasa ini adalah hari, bulan, dan tahun yang dulu. Perasaannya mengatakan semua itu masih sama, tiada yang berubah sedikitpun. Deretan angka-angka yang berkedip bagaikan stopwacth itu pun seakan tak dihiraukannya. Meski ia tahu deretan angka-angka itu selama ini telah begitu setia menemani setiap detik langkah kakinya. Deretan angka-angka yang dengan telaten membisikan kata-kata pengingat kepadanya. Kata-kata yang secara lembut telah memberi informasi rentang jarak masa pengembaraanya dengan sangat akurat.

Ia sadar perasaan itu telah menipunya. Hari, bulan, dan tahun itu sebenarnya telah berganti. Memang matahari, bulan, bintang, dan langit itu masih matahari, bulan, bintang, dan langit yang dulu itu. Tetapi mereka sudah bukan matahari, bulan, bintang, dan langit seperti pada hari, bulan, dan tahun yang dulu saat ia pertama kali memandang kehidupan. Semua telah beranjak, melaju dengan amat perlahan dan memberinya catatan kecil.

Sebuah catatan kecil yang didalamnya dengan jelas berbunyi : "Wahai lelaki pengembara, sesungguhnya engkau telah berjalan ke arah barat. Membawa langkah kakimu untuk menjemput senja, menuju mentari tenggelam dalam garis cakrawala. Ingatlah tapak-tapak kakimu telah meninggalkan garis jejak, dan aku telah dengan cermat menghitungnya. Garis jejak itu telah menukar hari dengan hari, bulan dengan bulan dan tahun dengan tahun. Sehingga aku dapatkan darimu sebuah ukuran. Ibarat engkau naik sebuah tangga sampai hari, bulan, dan tahun ini beberapa anak tangganya telah engkau putuskan, tinggal beberapa anak tangga yang dapat kau gunakan. Tetapi aku tak tahu, berapa banyak ia tersisa. Sebanyak atau sedikit apapun yang tersisa hendaknya kau pergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan mulai hari itu engkau akan menapaki anak tangga berikutnya. Selamat jalan".

Berkali-kali, orang muda itu membolak-balikan catatan kecil itu. Ia mengerti benar apa makna kata-kata singkat itu. Perjalanan barunya akan dimulai ketika stopwacth kehidupannya mulai mengganti deretan angka-angka itu menjadi lebih tinggi tepat pada hari, bulan dan tahun itu. Ketika saat itu tiba maka ia telah sampai pada anak tangga kehidupannya yang kesekian.

(KOLEJ BUKIT KACHI-SINTOK-KEDAH-MALAYSIA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar